IBLIS MAKHLUK YANG PALING MURNI TAUHIDNYA ; Sebuah Argumen Dusta dan Cacat Ilmiyah

Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar *) HalaQah - Ada sebagian orang mengatakan bahwa makhluk yang paling murni tauhidnya adalah iblis....



Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar *)

HalaQah - Ada sebagian orang mengatakan bahwa makhluk yang paling murni tauhidnya adalah iblis. Ketika ditanya apa alasannya…? Mereka menjawab : "karena iblis pada saat diperintah untuk bersujud kepada Adam, dia menolaknya, tidak mau bersujud kepada makhluk, bukankah ini adalah bukti yang sangat konkrit akan kemurnian tauhid iblis…?" itulah alasan yang mereka kemukaan. 

Sungguh argument diatas sangat lemah sekali.  Sekilas memang terkesan sangat logis dan masuk akal, tapi tunggu dulu…!!!!, sebelum kita mengamini apa yang mereka kemukakan, mari kita uji kebenarannya sebelum kita mengiyakan apa yang mereka katakan. 

DUA PERSPEKTIF ; MOTIF DAN AKIBAT

A. SISI MOTIF

Ada dua perspektif untuk mengukur kekuatan argumentasi mereka. Pertama, dari sisi motif, kedua dari sisi akibat. Karena cerita iblis yang enggan bersujud kepada Adam kita ketahui dari al-Qur'an, maka mari kita telusuri aspek lainnya dari kasus diatas juga lewat al-Qur'an. Pertama dari sisi motif, untuk membuktikan kebenaran motif dari keengganan iblis mematuhi perintah Allah SWT agar bersujud kepada Adam adalah karena kemurnian tauhid Iblis kepada Allah SWT. Apakah benar demikian...? 

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 34, tergambarkan dengan sangat jelas apa motif dibalik keengganan iblis untuk mematuhi perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam, bukanlah karena kemurnian tauhid iblis kepada Allah SWT, tapi karena kesombongan. Perhatikan ayat berikut ini ;

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ. (سورة البقرة : ٣٤)

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah : 34).

Kenapa iblis sombong, karena dia merasa lebih baik dari pada Adam, ini yang menyebabkan dia terjerembab kedalam jurang kesombongan. Fakta bahwa iblis merasa lebih baik bisa kita lihat dalam QS. Al-Hijr ayat 33 berikut ini :

قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ. (سورة الحجر : ٣٣)

Artinya : Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" (QS. Al-Hijr : 33)

Dari ayat diatas jelas sekali tergambar apa motif dibalik keengganan iblis untuk bersujud kepada Adam ketika Allah SWT memberikan instruksi itu. Motifnya karena dia menganggap rendah Adam, dalam pandangan iblis kerendahan Adam disebabkan karena dia diciptakan dari tanah liat kering dari lumpur hitam, apalagi dalam ayat lain disebutkan lebih rinci lagi, bagaimana iblis beralasan untuk melegalkan keengganannya bersujud kepada Adam. 

Ketika Allah SWT bertanya kepada Iblis seperti termaktub dalam QS. Shaad ayat 75 :  "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Maka pada ayat 76 nya iblis menjawab dengan pongah :

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. (سورة ص : ٧٦)

Artinya : Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Shaad : 76)

Iblis merasa lebih baik dari pada Adam, Adam diciptakan dari tanah sedangkan dirinya diciptakan dari api, itulah motif dari keengganan iblis dalam mematuhi perintah Allah SWT agar bersujud kepada Adam, jadi terbongkarlah sudah kelemahan takwil ngawur mereka yang mengatakan iblis adalah makhluk yang paling murni tauhidnya. Dustalah perkataan mereka yang mengatakan bahwa keengganan iblis bersujud kepada Adam adalah karena kemurnian tauhidnya kepada Allah SWT, faktanya adalah karena kesombongan, merasa lebih baik, itulah motif iblis sebenarnya. Dengan demikiam bisa kita katakan argumentasi mereka cacat ilmiyah.

*** ***

B. SISI AKIBAT

Perspektif kedua yang bisa kita gunakan untuk mengukur kekuatan argumentasi mereka yang mengatakan iblis makhluk yang paling murni tauhidnya, adalah perspektif dari sisi akibat. Seandainya benar takwil mereka atas keengganan iblis bersujud kepada Adam karena kemurnian tauhid mereka kepada Allah SWT, maka niscaya akibat baiklah yang akan mereka dapatkan, sorgalah tempat akhir mereka. Seperti yang dijelaskan dalam hadis dibawah ini bahwa orang yang murni tauhidnya, maka tempatnya adalah sorga ;

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ. (رواه مسلم كتاب الإيمان باب من مات لا يشرك بالله شيئا دخل الجنة ومن مات مشركا) 

Artinya : Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang meninggal menemui Allah dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga, dan orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan mensyirikkan Allah dengan sesuatu pasti masuk neraka." (HR. Muslim Kitab al-Iman Bab Barangsiapa meninggal dan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu akan masuk surga, dan barangsiapa mensekutukan)

Lalu bagaimana nasib si iblis dengan keengganannya untuk mengikuti perintah Allah SWT supaya bersujud kepada Adam...? Apakah tempatnya disorga, atau justru dineraka jika dilihat berdasarkan penuturan al-Qur'an…?

Jika kita perhatikan penuturan QS. Al-Baqarah ayat 34 diatas jelas sekali, iblis termasuk golongan yang sombong dan dimasukan dalam kategori hamba-hambaNya yang kafir. Dalam hadis Nabi SAW dijelaskan bahwa orang yang ketika mati ada kesombongan dalam hatinya, maka dia tidak bisa masuk sorga :

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ . (رواه الدارمي، الترمذي، ابن ماجه وأحمد) 

Artinya : Dari Tsauban mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ia berkata : bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa nyawanya berpisah dengan jasad, sementara ia terbebas dari tiga perkara, maka ia akan masuk Surga; yaitu; kesombongan, pengkhianatan, dan hutang." (HR. Ad-Darimi, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Itulah adzab bagi makhluk yang ada kesombongan dalam hatinya, dia tidak akan masuk sorga. Lalu bagaimana dengan nasib makhluk yang kafir, karena iblis berdasarkan ayat 34 diatas disebut sebagai bagian dari hamba-hambaNya yang kafir. Karena kekufurannya, akhirnya iblis dikeluarkan atau diusir dari sorga dan diklaim sebagai makhluk terkutuk dan terlaknat hingga hari kiamat tiba seperti dijelaskan dalam QS. Al-Hijr ayat 34 ;

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ. (سورة الحجر : ٣٤-٣٥)

Artinya : Allah berfirman (kepada Iblis): "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan (laknat) itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".

Begitulah gambaran nasib kelam iblis, dikeluarkan dari sorga, terkutuk dan dilaknat sampai hari kiamat, bahkan hamba-hamba yang kafir itu kelak mereka akan mendapatkan siksaan yang menghinakan di neraka :

...إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا. (سورة النساء : ١٠٣)

Artinya :… Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS. An-Nisa : 104)

Akibat buruk yang telah dirasakan dan akan dirasakan iblis karena keengganannya bersujud kepada Adam atas perintah Allah SWT, menjadi bukti nyata kedustaan dan kecacatan argumen mereka yang mengatakan iblis adalah makhluk yang paling murni tauhidnya. 


Terakhir, sebelum tulisan ini saya akhiri, ada sedikit pesan yang ingin saya sampaikan kepada antum semua ; "Jangan bicara tanpa bukti ilmiyah dan fakta, jangan bernalar dengan logika yang buta"

*** ***

Tulisan ini lahir terinspirasi saat saya tadarus al-Qur'an surah al-Hijr ayat 16-51, sepulang shalat zhuhur di Masjid Baitun Nashihin Sampangan Lor. [] * @hu


Sampangan Lor, 
Rabu,  27 Shafar 1437 H / 9 Desember 2015 M.

*) Penulis adalah pengasuh blog MATA GARIS (Masyarakat Pecinta Gerakan Rakyat Menulis)

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item