JANGAN JADIKAN DO'A SEPERTI OBAT, MESKIPUN DO'A BISA JADI OBAT

Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar *) HalaQah - Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab al-Jawaab al-Kaafiy Liman Sa'ala 'Ani Ad-Dawaa&...


Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar *)

HalaQah - Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab al-Jawaab al-Kaafiy Liman Sa'ala 'Ani Ad-Dawaa'i Asy-Syaafiy mengatakan : ad-Du'aau… wa Huwa min Anfa'il Adwiyah… "artinya do'a adalah diantara obat yang paling bermanfaat. Jelas maknanya tanpa perlu ada takwil. Tapi jangan jadikan do'a seperti obat sebagaimana dijelaskan pada sebuah untaian pernyataan dalam bentuk syair dari seseorang yang saya tidak tahu pasti siapa sumber aslinya, namun sangat baik untuk kita renungkan terkait dengan do'a, aslinya tertulis dalam bahasa Arab, dan saya coba terjemahkan dengan segala keterbatasan pemahaman saya tentunya ;

*** ***

لا تجعل الدعاء كالدواء ...
لا تستعمله إلا عند المرض ...
والمصيبة فقط ...

بل اجعل الدعاء كالهواء ...
ادع  ربك في كل وقت ...
في السراء والضراء ...

- فنصيحتي لك ..!!
تعرف إلى الله في { الرخاء } ...
يعرفك في { الشدة } ...

*** ***

Artinya ;

*** ***

Janganlah engkau jadikan do'a seperti obat...
Engkau tidak menggunakannya kecuali ketika sedang sakit…
Dan ketika tertimpa musibah saja...


Tetapi jadikanlah do'a seperti udara...
Berdo'alah kepada Tuhan-Mu setiap waktu…
Baik dalam keadaan lapang maupun sempit...


Nasehatku untukmu…!!
Kenalilah Allah dikala senang…
Niscaya Dia akan mengenalimu di kala susah…

*** ***

PENTINGNYA BERDO'A

Berdo'a itu sangat penting, banyak sekali dalil, baik yang sumbernya dari al-Qur'an maupun hadis Nabi SAW yang menjelaskan tentang pentingnya berdo'a. Kenapa berdo'a penting…???, karena berdo'a adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah Sang Khaliq, Allah SWT dengan tegas menyuruh kita untuk berdo'a kepada-Nya, jika kita enggan berdo'a bisa jadi kita termasuk hamba Allah yang sombong, diantara dalil tentang perintah berdo'a adalah ayat berikut ini ;

وقال تعالى : "وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ". (غافر :  ٦٠)

Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir [40]: 60).

Sedangkan dalil dari hadis Nabi SAW adalah hadis yang menjelaskan perintah Nabi SAW supaya kita berdo'a atau meminta kepada Allah SWT,  hanya kepada Allah tidak kepada yang lain ;

 قال النبي صلى الله عليه وسلم لابن عباس رضي الله عنهما : " إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله ، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ ". ( أخرجه أحمد، والترمذي، وصححه الألباني في" صحيح الجامع) 

Artinya : Nabi SAW bersabda kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhumaa : "Jika kamu meminta,  mintalah kepada Allah,  jika kamu memohon pertolongan,  mohonlah pertolongan kepada Allah". (HR.  Ahmad dan at-Tirmidzi dan di shahihkan oleh as-Syiekh al-Albani dalam kitab Shahihul Jaami').

ALLAH SWT SENANG KETIKA HAMBA-NYA BERDO'A

Pada saat kita berdo'a itu artinya kita sedang beribadah kepada Allah, kita mentaati perintahnya, makanya para ulama mengatakan bahwa Allah SWT senang jika seorang hamba berdo'a kepada-Nya, semakin hamba banyak memohon, menggantungkan diri dan berdo'a kepada Allah, maka Allah akan semakin senang. Sebaliknya jika ada hamba yang tidak pernah meminta kepada Allah SWT,  tidak pernah mau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan murka, marah kepada hamba tersebut ;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَسْأَلْ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ. (رواه الترمذي  كتاب الدعوات عن رسول الله) 

Artinya : Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah maka Allah akan murka kepadanya." (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya kitab Do'a-Do'a dari Rasulullah SAW)

JANGAN TERGESA-GESA DALAM BERDO'A

Diantara adab atau etika dalam berdo'a adalah tidak tergesa-gesa. Maksud dari tergesa-gesa dalam berdo'a adalah kita bersikap tidak sabar dalam berdo'a, sungguh lancanglah orang yang ketika berdo'a dia memaksa Allah SWT untuk segera mengabulkan setiap permintaaan dalam do'a yang dipanjatkannya. Inilah salah satu yang menyebabkan do'a kita tidak dikabulkan, keinginan kita tidak pernah terwujud disebabkan karena kelancangan sikap kita kepada Allah SWT ;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ فَيَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. (رواه مالك في الموطأ كتاب نداء الصلاة باب الدعاء)

Artinya : Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan dikabulkan doa salah seorang dari kalian, selama dia tidak tergesa-gesa, ia mengatakan; 'Aku telah berdoa tapi tidak dikabulkan'." (HR. Malik dalam al-Muwaththa Kitab Adzan Bab Do'a).

Hadis diatas ini selain dikeluarkan oleh Imam Malik, juga disebutkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dalam Musnadnya.

MANFAATKANLAH WAKTU-WAKTU MUSTAJAB

Selain perlu memperhatikan etika dalam berdo'a, perlu juga memperhatikan momentum, waktu yang pas kapan seharusnya kita berdo'a. Diantara cara terbaik yang harus kita lakukan supaya do'a kita diterima adalah dengan mengetahui waktu-waktu mustajabah saat dimana do'a kita mudah dikabulkan dan didengar oleh Allah SWT, maka pada pembahasan ini saya akan memaparkan sebagian waktu terbaik untuk berdo'a, memohon kepada Allah, paling tidak dalam satu hari ada 4 waktu yang bisa dengan mudah kita dapatkan berdasarkan hadis Nabi SAW.

1. Sepertiga Malam Terakhir

Waktu terbaik yang bisa kita dapatkan setiap hari untuk berdo'a kepada Allah adalah disepertiga malam terakhir, inilah diantara waktu yang mustajab untuk berdo'a ;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ. (رواه مالك في الموطأ كتاب   النداء للصلاة باب ما جاء في الدعاء)

Artinya : Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaraka Wa Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: 'Barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya akan aku penuhi, barangsiapa meminta kepada-Ku niscaya akan aku beri, dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku niscaya akan aku ampuni." (HR. Malik dalam al-Muwaththa Kitab Adzan Bab Do'a).

2. Antara Adzan dan Iqomah

Selain, disepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqomah juga termasuk waktu yang mustajab untuk berdo'a, bahkan Nabi SAW mengatakan tidak akan tertolak do'a yang dipanjatkan antara adzan dan iqomah ;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذانِ وَالإقَامَةِ. (أخرجه أبو داود والترمذي) 

Artinya : Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak akan ditolak do'a (yang dipanjatkan) antara adzan dan iqomah. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Hanya saja sebagian ulama memberikan beberapa catatan, bahwa mustajabnya do'a antara adzan dan iqomah sangat terkait erat dengan amalan sebelumnya,  yaitu jika seseorang berhasil menjawab setiap seruan muadzin persis seperti apa yang dikumandangkannya, kecuali pada lafazh "hayya 'alas sholaah" dan lafazh "hayya 'alal falaah" dijawab dengan lafazh kalima "hauqolah" maka do'anya baru akan menjadi do'a mustajab, landasan dari pandangan ini adalah hadis Nabi SAW berikut ini :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ يَفْضُلُونَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ. (رواه أبو داود في كتاب الصلاة باب ما يقول إذا سمع المؤذن) 

Artinya : Dari Abdulllah bin Amru, bahwasanya ada seorang laki laki berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu mempunyai keutamaan dibandingkan kami. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ucapkanlah seperti apa yang mereka ucapkan. Jika telah selesai, maka mohonlah kepada Allah, niscaya (permohonanmu) akan di kabulkan-Nya." (HR. Abu Dawud dalam kitab Shalat Bab Ucapan setelah mendengar suara adzan) 

Berdasarkan hadis ini, Nabi SAW menyarankan (menyuruh) agar kita mengucapkan dulu sebagaimana yang diucapkan muadzin, jika sudah selesai dari itu, baru setelah itu berdo'alah, niscaya do'a kita akan dikabulkan. Dengan demikian apa yang bisa kita pahami dari hadis ini, jika ingin do'a kita di ijabah di waktu antara adzan dan iqomah, maka jawablah terlebih dahulu seruan muadzin secara sempurna baru kemudian berdo'a.

3. Ketika Sedang Sujud di Setiap Shalat

Keadaan dan waktu penting lainnya yang termasuk waktu mustajaab untuk berdo'a adalah saat kita sedang sujud dalam shalat kita, sujud di semua rakaat shalat kita, bukan hanya pada sujud terakhir saja sebagaimana disangkakan oleh sebagian orang, ini adalah pandangan yang keliru dan perlu diluruskan, karena tidak ada landasannya, yang benar adalah pada semua sujud dalam shalat kita.

وعن أبي هريرة رَضِي اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال: أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا الدعاء.  (رَوَاهُ مُسلِمٌ كتاب الصلاة باب ما يقال في الركوع والسجود)

Artinya : Dari Abi Hurairah radiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda ; "Keadaan paling antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah di dalamnya do'a". (HR. Muslim Kitab Shalat Bab Apa yang dibaca saat rukuk dan sujud)

Disamping kita diperintahkan untuk memperbanyak do'a ketika sedang sujud, Nabi juga menyuruh kita untuk bersungguh-sungguh dalam berdo'a ketika sedang sujud, supaya do'a kita menjadi pantas untuk dikabulkan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Abdullah bin Abbas r.a berikut ;

قال رسول صلى الله عليه وسلم: فأما الركوع فعظموا فيه الرب وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء فقمن أن يستجاب لكم. (رواه مسلم في كتاب الصلاة باب النهي عن قراءة القرآن في الركوع والسجود) 

Artinya : Rasulullah SAW bersabda : "Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb azza wa jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu'." (HR. Muslim dalam kitab Shalat Bab Larangan membaca Al-Qur'an dalam rukuk dan sujud)

4. Setelah selesai Shalat Fardhu

Setelah selesai shalat fardhu adalah diantara waktu yang mustajab juga, maka manfaatkanlah waktu diakhir setiap shalat wajib kita dengan berdo'a kepada Allah SWT, dalam sebuah riwayat dari Abi Umamah al-Bahiliy dijelaskan :

وعن أبي أمامة رَضِي اللَّهُ عَنهُ قال: قيل لرَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: أي الدعاء أسمع؟ قال: جوف الليل الآخر، ودبر الصلوات المكتوبات.  (رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ).

Artinya : Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib." (HR.  At-Tirmidzi dan dia mengatakan hadis ini Hasan)

Hanya saja sebagian ulama berbeda pandapat dalam memaknai kata "duburus shalawati", sebagian ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud kata dubur adalah bagian akhir shalat sebelum salam,  tepatnya pada tasyahhud terakhir, dan sebagian lagi mengatakan setelah salam. Dan menurut penjelasan as-Syeikh Abdullah bin Sholeh al-Fauzan dalam kitab Minhatul Allaam Syarh Bulughil Maram,  kata "duburus sholah" memang mengandung kemungkinan dua makna sekaligus, bisa bermakna diakhir shalat sebelum salam, juga bisa bermakna setelah selesai salam.

Ketika waktu-waktu mustajabah sudah kita manfaatkan dengan maksimal, etika atau adab-adab berdo'a sudah kita jalankan, apakah pasti setiap do'a yang kita panjatkan akan dikabulkan sebagaimana yang kita kehendaki, jawaban iya pasti, tapi dengan beberapa kemungkinan.

TIGA KEMUNGKINAN CARA ALLAH MENGABULKAN DO'A KITA

Faktanya, memang ada do'a atau permintaan kita yang Allah kabulkan sesuai dengan yang kita inginkan, meskipun tidak semua orang bisa merasakannya, tapi ini adalah fakta yang tidak terbantahkan, banyak sudah pengalaman orang tentang di ijabahnya do'a mereka.

Tapi ada juga saat kita merasa, kok do'a saya tidak dijawab-jawab yah, sehingga kadang keadaan ini membuat kita putus asa, kita merasa do'a kita tidak dikabulkan, saudaraku ingatlah bahwa sesungguhnya ketika Allah mengabulkan do'a seorang hamba, bentuknya ada 3 macam, perhatikanlah sabda Nabi SAW dibawah ini ;

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا مِنْ دَاعٍ يَدْعُو إِلَّا كَانَ بَيْنَ إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ يُسْتَجَابَ لَهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَّخَرَ لَهُ وَإِمَّا أَنْ يُكَفَّرَ عَنْهُ. (رواه مالك في الموطأ كتاب النداء للصلاة باب ما جاء في الدعاء)

Artinya : Dari Zaid bin Aslam bahwa dia berkata, "Tidak seorangpun yang berdoa kecuali berada dalam salah satu dari tiga keadaan; dikabulkan, atau ditangguhkan, atau akan dihapuskan (kesalahannya) ." (HR. Malik dalam al-Muwaththa Kitab Adzan Bab Do'a).

Berdasarkan hadis ini, ada tiga kemungkinan Allah SWT merespon do'a kita, yaitu ; bisa jadi do'a kita dikabulkan, atau kalau tidak akan ditangguhkan, atau justru do'a kita menjadi penghapus segala kesalahan kita.

Dalam riwayat lain yang lebih rinci dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sedikit ada perbedaan redaksi, Nabi SAW menjelaskan terkait dengan tiga kemungkinan respon Allah atas do'a seorang hamba ;

وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم : " مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا : إِذًا نُكْثِر. قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ".(أخرجه أحمد تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده جيد، حسن صحيح، و رواه البخاري أيضا في"الأدب المفرد")

Artinya : Dari Abu Sa'id  al-Khudri r.a berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan doa yang tidak untuk keburukan dan tidak untuk memutus tali silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; doanya akan segera dibalas, (atau) akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal, " para sahabat bertanya, "Jika demikian kita minta yang lebih banyak, " beliau bersabda: "Allah memiliki yang lebih banyak". (HR. Ahmad dengan ta'liq dari Syu'aib al-Arnawuth : sanadnya bagus, derajatnya Hasan Shahih,  dan hadis ini juga dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad)

Mengomentari hadis diatas, Ibnu Qayyim al-Juziyyah dalam kitab al-Jawab al-Kaafiy mengatakan bahwa do'a merupakan bagian dari sebab terkuat dalam mencegah sesuatu yang tidak kita sukai, dan mendapatkan apa yang kita inginkan, dan do'a adalah diantara obat paling bermanfaat, dia sekaligus menjadi musuh bagi penyakit, yang bisa mencegah dan mengobatinya, mencegah turunnya penyakit, dan mengangkat atau meringankan penyakit ketika dia datang, dan adalah senjatanya orang beriman.

Demikianlah pernyataan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam bahasa aslinya bahasa Arab sebagaimana saya kutip dari kitab al-Jawaab al-Kaafiy ;

والدعاء من أقوى الأسباب في دفع المكروه، وحصول المطلوب، وهو من أنفع الأدوية، وهو عدو البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنع نزوله، ويرفعه، أو يخففه إذا نزل،وهو سلاح
المؤمن... 

Berdasarkan pernyataan Ibu Qayyim diatas, kita memahami bahwa do'a ternyata bisa juga menjadi obat bagi orang yang sedang sakit, karena do'a artinya meminta kepada Allah, diantaranya meminta kesembuhan kepada Allah SWT atas segala penyakit yang kita alami, karena Allah lah yang mengizinkan penyakit itu mampir ke tubuh kita, dan Allah pula lah yang bisa menyembuhkan penyakit kita, sebagaimana dikatakan dan ditegaskan oleh Nabi Ibrahim dalam QS. As-Syu'araa [26] : ayat 80. Lalu bagaimana jika kita merasa sakit yang kita alami tidak kunjung sembuh...???

JIKA SAKIT TERASA TAK KUNJUNG SEMBUH, BERSABARLAH...!!!

Janganlah bersedih ketika kita sedang mendapatkan musibah berupa sakit misalnya, tetapi bersabarlah, karena sesungguhnya saat rasa sakit itu menghampiri kita, ada lima kemungkinan baik yang menghampiri kita, dengan demikian mestinya kita respon dengan baik pula.

1. Kemungkinan pertama ; dosa kita akan diampuni, musibah adalah diantara salah satu cara Allah untuk melebur dan mengampuni dosa-dosa kita yang tak terbilang banyaknya.

 وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. (رواه البخاري في كتاب  المرضى باب ما جاء في كفارة المرض)  

Artinya : Dari Abu Sa'id Al Khudri dan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kekhawatiran dan kedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR. Bukhari dalam kitab Sakit Bab Penjelasan tentang  kafarah orang sakit)

2.  Kemungkinan kedua ; derajat kita akan ditinggikan,  Bisa jadi dengan penyakit yang kita alami, derajat kita akan ditinggikan atau ditingkatkan, jika dalam pandangan Allah kita termasuk hamba-Nya yang sudah bersih dari dosa-dosa, bisa jadi karena banyaknya amal sholeh yang kerjakan, maka musibah bisa berfungsi sebagai perangkat Allah untuk menaikan derajat kita.

عن إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ السَّلَمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قال : سمعتُ النبي صلى الله عليه وسلم قال :  إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ. (رواه أبو داود في كتاب الجنائز الأمراض المكفرة للذنوب وصححه الألباني في "السلسلة الصحيحة")

Artinya : Dari Ibrahim bin Mahdi as-Salamiy dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata ; Aku mendengar dari Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba, apabila pernah memiliki kedudukan (yang tinggi) dari Allah, yang tidak ia peroleh dengan amalannya maka Allah mengujinya pada jasadnya, harta, atau pada anaknya." (HR. Abu Dawud dalam kitab Jenazah Bab Sakit yang bisa menghapuskan dosa، di shahihkan oleh Al-Albani dalam kitab as-Silsilah as-Shahihah)

3. Kemungkinan ketiga ; karena Allah SWT cinta kepada kita dan sedang menunjukkan cinta-Nya kepada kita, dalam sebuah hadis dijelaskan ;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ. (رواه ابن ماجه كتاب الفتن  باب الصبر على البلاء) 

Artinya : Dari Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa ridla (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridlaan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan." (HR. Ibnu Majah dalam kitab Fitnah Bab Sabar atas musibah)

4. Kemungkinan keempat ; Allah SWT sedang memberikan kebaikan kepada kita selaku hamba-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut ini ;

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه الترمذي في كتاب الزهد عن رسول الله باب  ما جاء في الصبر على البلاء) 

Artinya : Dari Anas berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya, maka Allah menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hambaNya maka Allah menahan dosanya sehingga dia terima kelak di hari Kiamat." (HR. At-Tirmidzi dalam Kitab Zuhud Bab Sabar terhadap bencana)

5. Kemungkinan kelima : sebagai ujian bagi keimanan kita. Berapa banyak hamba yang dengan tegas mengatakan "aku beriman kepada Allah.." tetapi ketika di uji, ternyata apa yang ada dalam hatinya tidak mencerminkan apa diucapkan lisannya. Maka musibah termasuk sakit yang kita alami adalah ujian dari Allah, sebagai sarana untuk membuktikan apakah kita betul-betul memiliki iman yang kuat, atau hanya sekedar ucapan belaka. Allah SWT berfirman ;

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ. (سورة العنكبوت : ٢-٣)

Artinya : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta...(QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Kata "yuftanuun" yang berarti di uji, maksudnya adalah di uji dengan berbagai macam ujian, Ibnu Asyuur dalam kitabnya Tafsir at-Tahriir wa at-Tanwiir menjelaskan ;

والفتن والفتون : فساد حال الناس بالعدوان والأذى في الأنفس والأموال والأهلين.

Al-fitan wa al-futuun artinya : rusaknya keadaan manusia baik karena permusuhan (peperangan),  atau penyakit yang menimpa pada diri, harta dan keluarga.

Dari penjelasan Ibnu Asyuur diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa diantara ujian keimanan adalah Allah akan menimpakan rasa sakit kepada kita untuk menguji seberapa kuat iman kita.

ANTARA KESEMBUHAN DAN KEMATIAN

Ketahuilah saudaraku…!!!, jika kesembuhan dari penyakit yang kita derita, tak kunjung tiba, yang ada dihadapan kita hanyalah kematian, kematian adalah jembatan yang bisa mempertemukan seorang hamba dengan Rabb-nya.

Jujur, saya sangat salut pada seorang anak dalam video yang tersebar lewat media sosial belakangan ini, yang mana dia telah menghapalkan al-Qur'an, ketika di minta untuk melanjutkan bagian ayat al-Qur'an dari QS. Surah al-Jumu'ah [62] ayat kelima oleh seorang juri, khususnya pada moment saat bacaannya sudah sampai pada ayat ke-8, dia menangis karena memahami betul makna ayat yang dibacanya.

Ayat ke delapan dari QS. Al-Jumu'ah menjelaskan tentang kematian yang tidak mungkin kita bisa lari darinya, kita pasti akan dikembalikan kepada Allah SWT, dan kita akan mengetahui dengan pasti apa saja yang pernah kita lakukan selama kita hidup di dunia.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ. (سورة الجمعة : ٨)

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu'ah [62] : 8)

Maka berdasarkan ayat diatas, kita seharusnya bertawakkal saja kepada Allah, hadapilah kematian yang sudah pasti datangnya itu dengan mengerjakan amal terbaik yang mampu kita lakukan, jangan lari dari kematian, karena dia pasti akan menjemput kita kapan saja, dimana saja, tanpa sebab dan waktu tertentu, sehingga kita tidak bisa mengetahuinya dengan pasti tiba saatnya, hanya kepasrahan paripurna kita kepada kehendak Allah lah yang bisa menenangkan jiwa kita, yang bisa membantu kita untuk tidak lari dari kematian. [] © AHU.

*** ***

Sampangan Lor,
Senin, 20 Syawwal 1437 H / 25 Juli 2016 M.

*) Penulis adalah Pengajar di Ponpes Darul Mushlihin Yogyakarta.

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item